Sejarah dan Perkembangan
ISO 9000 Series sekarang merupakan salah satu sistem manajemen mutu yang formal serta diterapkan di hampir semua jenis organisasi, termasuk industri otomotif.
Sejak peluncuran pertamanya pada tahun 1987, ISO 9000 Series mendominasi di semua bidang yang terkait dengan sistem manajemen mutu bahkan mengecualikan beberapa issue di bidang kualitas lainnya. Seperti contoh : birokrasi prosedur, paper work , tidak ada nilai tambah. Hal ini terjadi karena standar ISO 9000 Series menjelaskan mengenai "What", sehingga sangat bergantung kepada penerimaan suatu organisasi mengenai pemahaman persyaratan tersebut. Persyaratan ISO 9000 di dalam konteks bisnis merepresentasikan persyaratan minimum yang dapat diterapkan organisasi untuk mencapai kualitas produk atau service.
Salah satu persyaratan utama dari ISO 9000 Series adalah proses yang terkait dengan supplier, dimana persyaratannya adalah bahwa organisasi harus menyediakan produk /jasa yang sesuai dengan spesifikasi yang telah dipersyaratkan/ditetapkan. Artinya apabila organisasi tidak menyediakan produk/service yang sesuai dengan persyaratan/spesifikasi maka sistemnya sebenarnya fail, tetapi tidak berarti standardnya salah, hal ini bisa saja disebabkan karena interprestasi yang tidak sesuai dari organisasi. Atau jika spesifikasi/persyaratanya sudah ditetapkan tetapi kualitasnya lebih rendah maka dampaknya bisa saja produk tersebut menjadi tidak cukup untuk memenuhi kepuasan pelanggan.
Dari penjelasan di atas, ada dua masalah penting yang terkait khususnya di industri otomotif :
Pada tahun 1992, Chrysler, Ford dan General Motor (GM) menyusun manual "supplier quality system" dan "assessment tools" yang kemudian disebut QS-9000. Standard ini dikembangkan dari persyaratan ISO 9000 series dan ditambah "generic requirements" , sector "specific requirements ", dan "customer spesific requirements". QS-9000 pertama kali di publish pada bulan Agustus 1994 dan standard ini merupakan penggabungan dari Chryler s Supplier Quality Assurance Manual, Ford's Q101, dan General s Motor's for excellence. Dalam perkembangannya QS-9000 tidak hanya diterapkan pada proses perancangan dan perakitan dari Chrysler, Ford dan GM saja. Pada bulan maret 1998 QS- 9000 direvisi untuk yang ketiga kalinya.
Disamping Amerika dan Inggris , beberapa negara lain juga mengembangkan model standard sistem manajemen yang terkait dengan Automotive industry, diantaranya VDA (Verband der Automobilindustrie) di Jerman yang mengeluarkan VDA 6.1, kemudian di Italia, Asosiasi Industri Mobil Italia (ANFIA) mengeluarkan standard AVSQ 94 , Asosiasi Industri Mobil Perancis (PSA) menerbitkan standard EAQF.
Semakin meningkatnya persaingan di industri otomotif membuat beberapa industri melakukan penggabungan dan kerjasama tidak hanya lingkup negaranya tetapi juga antar negara, sehingga hal ini juga mendasari terjadinya penggabungan standarisasi yang telah disusun. QS-9000 tidak hanya diterapkan di Amerika, tetapi di semua negara yang men-supply ke GM, Chrysler dan Ford, sehingga harus dilakukan penyesuaian terhadap standard-standard lainnya seperti VDA 6.1, EAQF 94, AVSQ 94 juga.
Pada tahun 1996 IATF (International Automotive task Force) yaitu lembaga internasional otomotif yang anggotanya terdiri dari 2 group besar yaitu industry otomotif dan asosiasi perdagangan bekerjasama dengan ISO/TC 176 mengembangkan standar yang bersifat sektoral yaitu di industri otomotif yang kemudian diberi nama ISO/TS 16949, yang dikembangkan dari QS-9000, ISO 9000 Series, VDA 6., AVSQ 94, EAQF 94 yang edisi pertamanya di keluarkan pada tahun 1999.
Dengan di kembangkannya ISO/TS 16949 oleh IATF, maka cakupannya pun semakin luas tidak hanya untuk industri mobil Eropa dan Amerika tetapi juga industri mobil di Jepang dan negara lainnya, karena asosiasi perdagangan yang menjadi anggota IATF tidak hanya Amerika (AIAG), Italia (ANFIA), Perancis (FIEV), Inggris (SMMT), Jerman (VDA-QMC), tetapi juga Jepang (JAMA), di mana JAMA merupakan asosiasi dengan jumlah anggota terbanyak diantaranya: Toyota, Mazda, Honda, Suzuki, Daihatsu, Hino, Yamaha, Nissan, Kawasaki, dsb.
Keuntungan bagi Organisasi
Dengan direvisinya ISO 9001:2000, maka IS0/TS 16949 pun di revisi untuk disesuaikan dengan persyaratan ISO 9001 :2000. Beberapa persyaratan tambahan yang berarti jika dibandingkan dengan QS-9000 adalah :
Beberapa keuntungan yang dapat diharapkan antara lain :
Struktur ISO/TS 16949
Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai struktur dari ISO/TS 16949 dan beberapa persyaratannya. Karena dikembangkan dari ISO 9001:2000, kemudian juga dikembangkan dari QS 9000 serta memperhatikan masukan dari asosiasi industri otomotif, maka struktur ISO/TS 16949 adalah sebagai berikut :
1. Struktur ISO 9001:2000 terdiri dari :
Sistem Manajemen Mutu Tanggung Jawab Manajemen Manajemen Sumber Daya Realisasi Proses Pengukuran, analisa dan peningkatan 2. Automotive Standart Requirement, Adalah persyaratan tambahan lain yang spesifik dijelaskan di masing-masing persyaratan dari ISO 9001:2000. Misalnya :
Contohnya :
Selain pemahaman terhadap struktur ISO/TS 16949 di atas, dibutuhkan juga beberapa dokumen yang diperlukan bagi organisi untuk dapat menerapkan ISO/ TS dengan efektif . Beberapa dokumen yang diperlukan oleh ISO/TS 16949 diantaranya adalah sebagai berikut :
A. Dokumen yang terkait dengan persyaratan ISO/TS 16949 yaitu :
D. Informasi lain yang relevan dan terkait dengan ISO/TS 16949. Misalnya: persyaratan spesifik yang diterapkan untuk masing-masing vendor, termasuk sangsi sangsi terhadap penerapan
Jadi bagi organisasi yang ingin menerapkan ISO/TS 16949 , perlu mempersiapkan diri dengan melengkapi terlebih dahulu persyaratan dokumentasinya, sehingga memudahkan di dalam mengembangkan sistem manajamen mutu ISO/TS 16949 serta mengintegrasikannya dengan persyaratan ISO 9001:2000 yang telah dimiliki sehingga implementasinya dapat semakin efektif.
ISO 9000 Series sekarang merupakan salah satu sistem manajemen mutu yang formal serta diterapkan di hampir semua jenis organisasi, termasuk industri otomotif.
Sejak peluncuran pertamanya pada tahun 1987, ISO 9000 Series mendominasi di semua bidang yang terkait dengan sistem manajemen mutu bahkan mengecualikan beberapa issue di bidang kualitas lainnya. Seperti contoh : birokrasi prosedur, paper work , tidak ada nilai tambah. Hal ini terjadi karena standar ISO 9000 Series menjelaskan mengenai "What", sehingga sangat bergantung kepada penerimaan suatu organisasi mengenai pemahaman persyaratan tersebut. Persyaratan ISO 9000 di dalam konteks bisnis merepresentasikan persyaratan minimum yang dapat diterapkan organisasi untuk mencapai kualitas produk atau service.
Salah satu persyaratan utama dari ISO 9000 Series adalah proses yang terkait dengan supplier, dimana persyaratannya adalah bahwa organisasi harus menyediakan produk /jasa yang sesuai dengan spesifikasi yang telah dipersyaratkan/ditetapkan. Artinya apabila organisasi tidak menyediakan produk/service yang sesuai dengan persyaratan/spesifikasi maka sistemnya sebenarnya fail, tetapi tidak berarti standardnya salah, hal ini bisa saja disebabkan karena interprestasi yang tidak sesuai dari organisasi. Atau jika spesifikasi/persyaratanya sudah ditetapkan tetapi kualitasnya lebih rendah maka dampaknya bisa saja produk tersebut menjadi tidak cukup untuk memenuhi kepuasan pelanggan.
Dari penjelasan di atas, ada dua masalah penting yang terkait khususnya di industri otomotif :
- Kebutuhan untuk memberikan dasar yang sama kepada supplier mengenai sistem mutu dan menghilangkan interprestasi yang terlalu banyak.
- Kebutuhan untuk mengembangkan model sertifikasi yang dapat digunakan untuk memastikan integritas dari proses sertifikasi yang bersifat " world wide".
Pada tahun 1992, Chrysler, Ford dan General Motor (GM) menyusun manual "supplier quality system" dan "assessment tools" yang kemudian disebut QS-9000. Standard ini dikembangkan dari persyaratan ISO 9000 series dan ditambah "generic requirements" , sector "specific requirements ", dan "customer spesific requirements". QS-9000 pertama kali di publish pada bulan Agustus 1994 dan standard ini merupakan penggabungan dari Chryler s Supplier Quality Assurance Manual, Ford's Q101, dan General s Motor's for excellence. Dalam perkembangannya QS-9000 tidak hanya diterapkan pada proses perancangan dan perakitan dari Chrysler, Ford dan GM saja. Pada bulan maret 1998 QS- 9000 direvisi untuk yang ketiga kalinya.
Disamping Amerika dan Inggris , beberapa negara lain juga mengembangkan model standard sistem manajemen yang terkait dengan Automotive industry, diantaranya VDA (Verband der Automobilindustrie) di Jerman yang mengeluarkan VDA 6.1, kemudian di Italia, Asosiasi Industri Mobil Italia (ANFIA) mengeluarkan standard AVSQ 94 , Asosiasi Industri Mobil Perancis (PSA) menerbitkan standard EAQF.
Semakin meningkatnya persaingan di industri otomotif membuat beberapa industri melakukan penggabungan dan kerjasama tidak hanya lingkup negaranya tetapi juga antar negara, sehingga hal ini juga mendasari terjadinya penggabungan standarisasi yang telah disusun. QS-9000 tidak hanya diterapkan di Amerika, tetapi di semua negara yang men-supply ke GM, Chrysler dan Ford, sehingga harus dilakukan penyesuaian terhadap standard-standard lainnya seperti VDA 6.1, EAQF 94, AVSQ 94 juga.
Pada tahun 1996 IATF (International Automotive task Force) yaitu lembaga internasional otomotif yang anggotanya terdiri dari 2 group besar yaitu industry otomotif dan asosiasi perdagangan bekerjasama dengan ISO/TC 176 mengembangkan standar yang bersifat sektoral yaitu di industri otomotif yang kemudian diberi nama ISO/TS 16949, yang dikembangkan dari QS-9000, ISO 9000 Series, VDA 6., AVSQ 94, EAQF 94 yang edisi pertamanya di keluarkan pada tahun 1999.
Dengan di kembangkannya ISO/TS 16949 oleh IATF, maka cakupannya pun semakin luas tidak hanya untuk industri mobil Eropa dan Amerika tetapi juga industri mobil di Jepang dan negara lainnya, karena asosiasi perdagangan yang menjadi anggota IATF tidak hanya Amerika (AIAG), Italia (ANFIA), Perancis (FIEV), Inggris (SMMT), Jerman (VDA-QMC), tetapi juga Jepang (JAMA), di mana JAMA merupakan asosiasi dengan jumlah anggota terbanyak diantaranya: Toyota, Mazda, Honda, Suzuki, Daihatsu, Hino, Yamaha, Nissan, Kawasaki, dsb.
Keuntungan bagi Organisasi
Dengan direvisinya ISO 9001:2000, maka IS0/TS 16949 pun di revisi untuk disesuaikan dengan persyaratan ISO 9001 :2000. Beberapa persyaratan tambahan yang berarti jika dibandingkan dengan QS-9000 adalah :
- Penetapan sasaran dan target
- Penetapan kepuasan pelanggan
- Continual Improvement
- Analisis Data
- Memastikan kesesuaian dengan persyaratan dan peraturan perundangan
- Tinjauan manajemen dilakukan untuk memonitor sasaran mutu yang stategis dan kinerja sistem.
- Verifikasi proses
- Penetapan dan pemeliharaan Plant, Peralatan, dan Fasilitas
- Review efektivitas dari pelatihan
Beberapa keuntungan yang dapat diharapkan antara lain :
- Meningkatkan kualitas produk dan proses ; hal ini dapat tercapai karena di dalam persyaratan baru mengcover diantaranya, mengenai : penetapan target, pengukuran dan reviewnya, pengukuran kepuasan pelanggan, keselamatan produk, ke- sesuaian dengan persyaratan dan perundangan, manajemen desain proses, penerapan teknik dan alat-alat kualitas
- Meningkatkan keyakinan di Global Procurement ; dengan skema standard yang jelas, maka meng- eliminasi perbedaan pemahaman standar, proses sertifikasi benar-benar diseleksi berdasarkan kriteria ISO/TS 16949 dengan ruang lingkup
- Pendekatan sistem mutu yang seragam/sama untuk pengembangan subkontraktor; dengan standar ini akan mengurangi variasi proses oleh subkontraktor sehingga hasil proses dapat lebih baik.
- Mengurangi variasi dan meningkatkan efisiensi; dengan penerapan beberapa persyaratan yang re- levant akan mengurangi hal tersebut, antara lain : Mistake Proofing, Continous Improvement, Failure Mode effect Analisys, Statistical Process Control
- Mengurangi audit pihak kedua ; dengan diterimanya standard ini oleh banyak negara, hal ini berdampak berkurangnya audit pihak kedua.
Struktur ISO/TS 16949
Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai struktur dari ISO/TS 16949 dan beberapa persyaratannya. Karena dikembangkan dari ISO 9001:2000, kemudian juga dikembangkan dari QS 9000 serta memperhatikan masukan dari asosiasi industri otomotif, maka struktur ISO/TS 16949 adalah sebagai berikut :
1. Struktur ISO 9001:2000 terdiri dari :
- Scope
- Aplikasi >
- Normative reference
- Terms and Definitions
- Persyaratan dokumentasi : ada penambahan Engineering Specification (elemen 4.2.3.1)
- Management Responsibility: ada penambahan Management commitment Proses Efisiensi (5.1.1)
- Responsisbilit dan Authority : ada penambahan responsibility for quality (5.5.1.1)
- Management representative : ada penambahan customer representative (5.5.2.1)
- Resource Management : ada penambahan: Product desain skill (6.2.2.1)
- Training on the Job.(6.2.2.3)
- Plan, Facility and equipment planning (6.3.1)
- 7.1.2.Accepatance criteria product realisastion
- 7.1.4.Change control
- 7..4.1.2. Supplier quality management system development
- 8.1.1Identification of statistical tools
- 8.1.2.Knowledge of basic statistical concept
- 8.2.2.2.Manufacturing process audit
- 8.5.2.1.Problem solving
- 8.5. 2.2 .Error proffing
Contohnya :
- BMW mengeluarkan Customer Specific Requirements
- yaitu : Supplied Parts Quality Management
- VW mengeluarkan Customer Specific Requirements Qual.Cap.Suppliers.,4th edition .
Selain pemahaman terhadap struktur ISO/TS 16949 di atas, dibutuhkan juga beberapa dokumen yang diperlukan bagi organisi untuk dapat menerapkan ISO/ TS dengan efektif . Beberapa dokumen yang diperlukan oleh ISO/TS 16949 diantaranya adalah sebagai berikut :
A. Dokumen yang terkait dengan persyaratan ISO/TS 16949 yaitu :
- Quality Management System ISO /TS 16949, 2nd edition, yang mencakup standard ISO 900:2000 + specific automotive requirements
- Quality System Assessment Checklist to ISO/TS 16949, yang mencakup checklist utk audit ISO TS
- IATF Guidance to ISO/TS 16949:2002, yang mencakup guidance untuk implementasi ISO TS yang dikeluarkan oleh IATF (International Automotive Task Force Rules for achieving IATF Guidance, yang mencakup tahapan sertfifikasi ISO TS yang dikeluarkan oleh IATF (international Automotive Task Force)
- APQP, Advance Porduct Quality Planning, adalah suatu tools untuk perencanaan produk
- PPAP, Production Parts Approval Process, adalah suatu tools untuk mengevaluasi part-part yang dibutuhkan dalam suatu produk
- FMEA, Failure Mode and Effects analysis, adalah suatu tools untuk mengidentifikasi dan menghilangkan kemunginan kegagalan produk/ proses.
- MSA, Measurement System Analysis, adalah suatu tools untuk menganalisis apakah suatu sistem pengukuran (operator, alat ukur, cara mengukur paramenter proses produksi)berfungsi sesuai ketentuan.
- Statistical Process Control, adalah merupakan suatu tools untuk mengontrolproses (paraemeter proses) dengan menggunakan data dan analisis statistik
D. Informasi lain yang relevan dan terkait dengan ISO/TS 16949. Misalnya: persyaratan spesifik yang diterapkan untuk masing-masing vendor, termasuk sangsi sangsi terhadap penerapan
Jadi bagi organisasi yang ingin menerapkan ISO/TS 16949 , perlu mempersiapkan diri dengan melengkapi terlebih dahulu persyaratan dokumentasinya, sehingga memudahkan di dalam mengembangkan sistem manajamen mutu ISO/TS 16949 serta mengintegrasikannya dengan persyaratan ISO 9001:2000 yang telah dimiliki sehingga implementasinya dapat semakin efektif.
1 comment:
Sangat menarik ulasan tentang ISO/TS 19649.
Dapatkah di informasikan, untuk wilayah dijakarta, dimana saya bisa membeli buku tentang APQP, PPAP, FMEA, MSA dan SPC keluaran dari AIAG?
Terimakasih atas informasinya
Post a Comment